Minggu, 13 Juni 2010

SKETSA CINTA




SI BULUK NAIK TAHTA
(MANGKATNYA GENERASI MORAL)
PROLOG
Si Buluk yang berupa makhluk hitam dan besar adalah penggambaran dunia yang penuh kesenangan dan kemewahan yang sekaligus melenakan. Dahulu saat kejujuran, kebaikan dan kebijaksanaan berkuasa, si Buluk berada di bawah kaki Sang Bijak, sosok yang senantiasa berjubah kesucian. Namun, ketika si Buluk berhasil mengambil hati para manusia daan mengubahnya menjadi budak hedonisme, maka tragedipun terjadi.
ADEGAN I (Durasi 20 menit)
(Si Buluk memasuki ruangan dengan congkak dan duduk di atas singgasana. Mulutnya menyeringai. Sesekali terdengar tawanya yang nyaring).
Si Buluk : "Akulah penguasa, akulah yang akan menghancurkan kebaikan dan kebijaksanaan." (Tertawa dengan keras)
(Tiba-tiba datang sang Bijak diiringi para pengikutnya yang berbadan tegap dan berpakaian putih. Dengan kekuatannya, sang Bijak menjatuhkan si Buluk dari singgasana. Si Buluk berusaha melawan, tapi semua sia-sia, sang Bijak tak tertandingi).
(Setelah si Buluk terkalahkan, Sang Bijak naik tahta, si Buluk yang tak berdaya tergeletak dibawah telapak kaki sang Bijak.)
Sang Bijak : "Wahai manusia, si Buluk telah aku kalahkan, sekarang tugas kalian adalah menebarkan kebaikan, kejujuran dan kebijaksanaan!"
ADEGAN II (Durasi 15 menit)
(Para pengikut sang Bijak berkerumun melihat si Buluk yang menggeliat di bawah kaki sang Bijak. Sang Bijak duduk di singgasana dengan tenang. Semakin lama, para pengikut itu semakin tertarik pada si Buluk. Mereka mencoba mengeluarkan si Buluk, tapi tidak bisa. Lama kelamaan, saatu persatu pengikut sang Bijak melepas jubah kesuciannya, dan berubah menjadi manusia-manusia bertelanjang dada. Mereka semakin beringas dalam usaha menyelamatkan si Buluk.)
ADEGAN III (Durasi 15 menit)
(Karena tidak tahan, para pengikut sang Bijak yang telah berubah menjadi hamba si Buluk, menarik tangan sang Bijak daan menurunkannya dari singgasana. Mereka menghajar sang Bijak dan mengikatnya di sebuah tiang. Sang Bijak terkulai tak berdaya.)
(Setelah puas menghajar sang Bijak, para pengikut itu menghampiri si Buluk dan membantunya berdiri. Si Buluk merasa menang, tawanya menggelegar. Dan dengan congkaknya, dia naik ke atas singgasana.)
Si Buluk : "Selamat datang para pengikutku, selamat datang budak-budakku! (Tertawa) Selamat menikmati kebahagiaan duniawi, selamat berpesta, bersenang-senanglah!!" (Tertawa lebih keras)
EPILOG
Para pengikut itu berlari kecil mengitari si Buluk dengan mengeluarkan suara mendengung. Kemudian mereka mengangkat si Buluk yang terus tertawa ke setiap sudut ruangan hingga mereka masuk ke balik layar.
***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar